Halaman

Jumat, 23 Mei 2025

Suara dari Dalam Sejarah yang Tak Sempat Tercatat Dalam Novel "Laut Bercerita" Karya Leila S. Chudori



 Hallo semuaaaa ketemu lagi dengan si penjelajah lapar di jam 2 pagi, sekarang aku mau bahas novel yang bejudul "Laut Bercerita" karya Leila S. Chudori , banyak yang bilang kalo novel ini itu tentang seorang aktivis mahasiswa di akhir 1990-an, era sebelum reformasi. tanpa banyak basa - basi lagi yukk kita bahassss


📖 Tentang Apa Sih Buku Ini?

Kalau kamu penasaran gimana rasanya jadi bagian dari sejarah yang disembunyikan, novel Laut Bercerita bisa jadi jawabannya. Buku ini bukan sekadar kisah fiksi biasa—ini adalah potongan memori, rasa kehilangan, dan suara-suara yang sempat dibungkam.

Tokoh utamanya adalah Biru Laut, seorang aktivis mahasiswa di akhir 1990-an, era sebelum reformasi. Lewat matanya (dan juga sudut pandang adiknya, Asmara Jati), kita diajak menyelami kehidupan para aktivis yang memperjuangkan keadilan, demokrasi, dan kemanusiaan—dengan harga yang sangat mahal: nyawa, kebebasan, dan keluarga.


🎯 Apa yang Membuat Laut Bercerita Begitu Kuat?

1. Cerita yang Menggugah Hati dan Nurani

Kamu akan ikut tenggelam dalam kisah perjuangan, ketakutan, dan harapan yang terbangun dari kisah nyata banyak orang. Meskipun tokohnya fiktif, kamu akan merasa ini nyata—karena memang dekat sekali dengan sejarah kelam bangsa kita.

2. Gaya Bahasa yang Puitis tapi Mudah Dimengerti

Leila punya cara menulis yang halus tapi tajam. Kalimat-kalimatnya kadang seperti puisi, tapi tetap mudah dinikmati, bahkan oleh pembaca yang baru mulai membaca novel-novel bertema serius.

3. Pendekatan Dua Sudut Pandang

Bab pertama hingga dua pertiga buku ditulis dari sudut pandang Biru Laut, sedangkan bagian akhir diambil dari pandangan sang adik, Asmara Jati. Ini memberikan keseimbangan antara dunia aktivisme dan dampaknya terhadap keluarga yang ditinggalkan.

4. Menghadirkan Sejarah Lewat Emosi

Buku ini bisa jadi “jembatan” buat kamu yang ingin memahami sejarah tanpa harus membaca buku teks yang kaku. Emosi para tokohnya terasa nyata: dari semangat, marah, bingung, sampai kehilangan yang menyayat hati.


🤏 Kekurangan (kalau boleh jujur sedikit...)

Untuk pembaca yang belum terbiasa dengan tema sejarah atau isu HAM, beberapa bagian mungkin terasa berat dan lambat. Tapi percayalah, kalau kamu sabar sedikit saja, kamu akan dibayar dengan akhir yang bikin hati kamu terdiam cukup lama setelah menutup buku.


✨ Kutipan yang Membekas

“Apa artinya sebuah perlawanan jika tak satu pun yang mendengarkan? Tapi kalau tak ada yang berani bicara, bagaimana suara bisa terdengar?”


🎬 Penutup

Laut Bercerita bukan hanya novel. Ini adalah pengingat bahwa di balik kebebasan yang kita nikmati hari ini, ada kisah-kisah pilu yang terkubur dan belum semuanya mendapatkan keadilan.

Kalau kamu suka buku yang bukan hanya bercerita, tapi juga mengajarkan, menyentuh hati, dan membuka mata—novel ini wajib banget ada di rak bacaanmu.

Rating: 5/5
Bacaan untuk: Pecinta sastra, pembelajar sejarah, atau siapa pun yang masih percaya bahwa kisah bisa mengubah dunia.


📌 Sudah baca? Yuk ngobrol bareng aku di kolom komentar—tentang laut, tentang kehilangan, atau tentang kenangan yang belum sempat diceritakan.

Salam hangat dari Penjelajah Lapar di Jam 2 Pagi,
karena kadang, yang paling mengenyangkan bukan makanan... tapi cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Renungan tentang Luka dan Makna Dalam Novel “Parable” Karya Brian Khrisna

  🌃 Hai, dari Si Penjelajah Lapar di Jam 2 Pagi Halo kamu yang masih kebangun di jam segini—mungkin sambil nyari camilan, atau lagi merenu...