Hai, dari Si Penjelajah Lapar di Jam 2 Pagi 🌙
Halo kenalin, aku si Penjelajah Lapar di Jam 2 Pagi. Biasanya lapar karena nggak makan malam, tapi malam ini aku kenyang… karena habis melahap satu buku yang bikin hati hangat walau temanya dingin. 🧣❄️
Jadi mari kita bahas bareng-bareng, novel kolaborasi penuh rasa ini:
If We Make It Through December.
📝 Tentang Novelnya
If We Make It Through December bukan novel biasa. Ini semacam surat cinta untuk mereka yang pernah merasa kehilangan arah, tenggelam dalam musim dingin hati, dan berharap bisa bertahan setidaknya… sampai Desember selesai.
Ditulis oleh lima penulis muda berbakat—Auryn Vientania, Giantara Alam, Nadia Ristivani, Quinn, dan Yossi Zahra—novel ini menyuguhkan kisah-kisah yang saling terhubung tapi punya rasa masing-masing. Kamu akan menjumpai tokoh-tokoh yang rapuh, manusiawi, dan... ya, sangat kita banget.
🌨️ Kenapa Harus Baca?
1. Lima Suara, Satu Rasa
Meskipun ditulis oleh lima orang, novel ini tetap terasa menyatu. Setiap penulis punya gaya khas, tapi berhasil membangun benang merah emosional yang bikin kita nggak sadar kalau penulisnya ganti.
2. Relatable dan Hangat Meski Tentang Kesedihan
Kamu akan merasa seperti membaca isi kepala sendiri: keresahan, mimpi yang belum jadi kenyataan, kehilangan yang belum pulih, dan keinginan sederhana untuk… tetap hidup. Cocok buat kamu yang lagi berusaha bertahan, satu hari demi satu hari.
3. Narasi yang Puitis tapi Nggak Berlebihan
Beberapa bagian ditulis dengan gaya yang nyaris seperti puisi, tapi tetap ringan dan menyentuh. Bikin kamu ingin berhenti sebentar, menghela napas, lalu membaca ulang karena… “Iya ya, aku pernah ngerasain ini juga.”
4. Bukan Tentang Akhir Bahagia—Tapi Tentang Bertahan
Judulnya sendiri seperti janji yang sederhana tapi penuh makna: If We Make It Through December. Nggak muluk-muluk. Cukup bertahan. Cukup hidup. Cukup ada.
💔 Kekurangannya?
Buat kamu yang suka cerita dengan plot padat atau twist mengejutkan, buku ini mungkin terasa terlalu tenang. Tapi justru di ketenangan itulah kekuatannya. Ini bukan cerita yang heboh, ini cerita yang menyembuhkan.
✍️ Kutipan Favorit
“Kita nggak selalu butuh jawaban atas semua pertanyaan. Kadang kita cuma perlu seseorang yang bilang, ‘aku di sini’.”
Penutup dari Si Penjelajah Lapar di Jam 2 Pagi 🍵
Kalau kamu sedang merasa lelah, hampa, atau sekadar ingin ditemani oleh cerita yang ngerti rasanya jadi manusia, If We Make It Through December bisa jadi teman baik. Bukan untuk menjawab semua pertanyaanmu, tapi untuk duduk diam di sampingmu... dan bilang, "Yuk, kita lewatin Desember ini bareng-bareng."
Karena, kadang yang paling kita butuhkan bukan solusi—tapi kehadiran. Dan novel ini adalah bentuk kehadiran yang manis, sunyi, dan menghangatkan.
Rating: 4.7/5
Rekomendasi: Untuk kamu yang sedang butuh pelukan, meski cuma lewat kata-kata.
🕯️ Sampai jumpa di review selanjutnya, tetap hangat walau malam sering dingin.
Dari aku,
Si Penjelajah Lapar di Jam 2 Pagi
(karena hati juga bisa lapar, bukan cuma perut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar